#prayforjapan

Jumat, 11 Maret 2011. Gempa dan Tsunami menghantam Jepang Utara dengan dahsyat. Aku yang baru pulang ke rumah langsung kaget lihat berita itu dari tv yang ngabarin terus menerus. Ini bukan bencana kecil, ini adalah bencana terbesar yang menimpa negara sakura dalam 140 tahun terakhir. Gak bisa ngomong apa-apa lagi pas liat liputannya di tv. Ini semua terjadi atas kehendakNya dan di luar batas kemampuan kita. Aku percaya tujuan Allah memberi musibah adalah untuk membersihkan dosa-dosa yang telah diperbuat manusia atau bisa juga untuk menguji keimanan hambaNya. Yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan sebaik mungkin amalan kita sebelum menghadapNya. Semoga masyarakat Jepang tetap diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.

The King's Speech

Liburan akhir semester tiga ini udah lama aku tunggu-tunggu. Kebayang kan gimana rasanya terlepas dari semua beban semester mematikan itu. Awalnya sempat bingung mau ngapain liburan di kampung halaman selama 3 minggu. Gak terlalu singkat juga gak terlalu panjang. Tapi biarkan berjalan aja lah, kalo ada sesuatu yang seru ntar ikut ngrasain juga kan.

Eh benar aja. Baru nyampe di Semarang langsung diajak jalan-jalan ma Icha. Asek! Secara udah kangen banget sama temenku satu ini. Langsung kepikir deh nonton bareng. Trus coba-coba cari list film dari website cinema 21 dan nemu film yang keliatannya bagus. Ya udah deh, akhirnya nonton bareng lah acara jalan-jalan kita berdua.

Nah sekarang aku mau review film yang aku tonton sama Icha: The King’s Speech. THIS IS GORGEOUS. Gak heran dong dapat 12 nominasi Academy Award.

Jadi film ini berdasarkan kisah nyata dari kehidupan kerajaan di monarki Inggris. Ceritanya King George V, seorang raja Inggris yang berkuasa di abad 20 hingga awal abad 21, sudah bermumur sangat tua dan merasa tak mampu lagi meneruskan tugasnya sebagai seorang raja. Akhirnya ajal menjemput King George V dan ia meneruskan tahtanya kepada putranya. Dari 2 putranya itu lah mulai muncul konflik. Putra pertamanya, David, ternyata akan menikahi seorang janda yang sedang dalam proses perceraian. Padahal dalam peraturan di kerajaan Inggris seorang raja tidak boleh beristri seorang janda.

Akhirnya David tidak bisa mengemban jabatan tersebut dan melimpahkannya ke Bertie, adiknya. Masalahnya si Bertie ini berbicara gagap. Jadi pas nonton ni film, aku ngerasa nemuin sosok Bertie di dalam diriku karena kadang aku juga berbicara gagap. Hahaha. Balik lagi ke film, karena keinginannya yang kuat untuk menjadi seorang raja dengan jabatan King George VI, si Bertie ini berusaha mati-matian cari terapis yang bisa nyembuhin kegagapannya. Dan ia menemukan Dr. Lionel Ligue. Dr Lionel ini dari awal nganggap hubungannya dengan Bertie adalah hubungan pertemanan bukan hubungan antara dokter dan pasien. Jadi mereka menjadi cepat akrab.

Dari pendekatan terapi Lionel yang bersifat informal itu, pelan-pelan Bertie bisa sembuh dan merasa harus berperan penting dalam negaranya di tengah krisis Eropa akibat invansi Jerman. Bertie dan Lionel tetap menjadi sahabat hingga akhir usia mereka. Sigh! Lambang persahabatan sejati banget gak sih. Pas banget momennya nonton sama Icha. Hahaha.

Dan aku beri rate ni film 4,5 dari 5. Sukses dah!

This Semester, Less Playing More Studying

Fuih!! Akhirnya selesai juga perjuangan keras di semester ini. FYI: Semester 3 bagiku semester terberat. Dari jumlah mata kuliahnya aja udah delapan. Ditambah lagi tingkat pemahaman semua matkul itu tinggi-tinggi. Butuh semalam suntuk buat ngerti 1 bab aja, terutama mikroekonomi.

Penderitaan pun gak berhenti sampe situ. Hampir semua dosen dari matkul-matkul itu beri tugas yang (menurutku) gak enteng dan butuh penalaran tingkat tinggi. Huuwaaa!! Bisa nangis. Akhirnya kamar kos pun jadi korbannya. Berserakan buku dan kertas di mana-mana. Laptop apalagi, udah full sama copas kerjaan teman dan bahan-bahan download. Tapi yang namanya mahasiswa kalo buat tugas kan baru bisa sehari sebelum deadline. Jadilah hasil yang buru-buru dan gak maksimal seperti aku ini.

Tapi yang positif dari semester ini juga ada lah. Dapat temen-temen baru adalah yang paling spesial. Dan inilah temen-temenku yang berpengaruh besar di semester ini

Dinil

Dialah temen sebangku ku di ruang kelas. Kebanyakan emang lebih sering duduk sebelah dia sih dibanding temen yang lain. Dinil ini saking baiknya sampe sering jarkomin aku tentang jadwal kuliah padahal itu bukan tugas dia tapi karena aku sering gak dapat jarkom, dia rela berbuat seperti itu LOL. Dia juga sering bantuin aku kalo lagi kesulitan sama beberapa materi kuliah. Emang T.O.P. dah kamu Nil.

Hafidz

Bingung mau nyebut orang yang satu ini apa. Dia adalah teman, partner kerja, sekaligus kakak. Nah jadi aku sama temen kosku yang satu ini kerja sambilan jadi guru les. Dan kebetulan tempat kami mengajar itu sama. Jadi dia aku anggap sebagai partner kerja karena emang kita selalu mengajar bersama-sama. Hafidz ini menurutku punya keahlian serba bisa. Ya nggak semua sih, tapi setidaknya dia paham masalah IT dan elektronik. Jadi kalo peralatan elektronik ato laptopku bermasalah tinggal tanya sama dia. Dia suka beri motivasi dan nasehat buat aku, jadi aku udah anggap dia sebagai kakakku sendiri.

Adnan

Nah, yang terakhir ini adalah temen yang paling spesial. My big pal. Secara emang kesukaan kita banyak yang sama. Kita sama2 GLEEK dan suka American Idol. Hahaha. Nanan ini adalah temen yang paling pengertian, kita sering curhat dan beri saran satu sama lain. Pokoknya semua masalah kalo dibicarain sama dia jadi enteng lah. Satu lagi kesamaan kita, sama-sama suka makan! Jadi aku dan Nanan suka wisata kuliner bareng. Nyobain makanan ini-itu dan setelah itu beri penilaian. Kaya pak Bondan gitu deh. Hahaha. Tapi aku kok gak gendut-gendut ya Nan?? ^^V

Well, gak bisa dipungkiri lagi apapun itu kesulitan yang kita hadapi akan menjadi ringan jika kita memiliki teman di samping kita. I Do Love Friendship :)

No Hollywood Anymore

Baru kali ini denger berita yang bikin kaget. FILM IMPOR MAU DIHENTIKAN. Hey! What’s the problem? Mari kita lihat akar permasalahannya.

Jadi Bea Cukai Indonesia menetapkan tarif bea masuk baru untuk barang impor dan royaltinya yang lebih tinggi 20% dari sebelumnya. Alasannya untuk menertibkan para distributor film impor yang sebelumnya menunggak pembayaran royalty dan katanya sampai merugikan negara hingga miliaran rupiah. Akibatnya MPA (Motion Picture Association) dari Amerika Serikat keberatan atas kebijakan baru itu dan memutuskan untuk mengembargo filmnya ke Indonesia.

Di sisi lain kebijakan baru ini bisa mendorong industri film dalam negeri untuk bersaing lebih kompetitif. Tapi apakah sudah siap insan perfilman kita?

Sekarang lihat aja di bioskop, film Indonesia gak jauh-jauh dari yang namananya pocong, kuntilanak, jenglot, dan makhluk-makhluk gak jelas lainnya. Ditambah lagi adegan-adegan vulgar yang seolah-olah mengekspos tubuh artis tersebut. Ada sih film Indonesia yang bermutu. Kaya Laskar Pelangi atau Denias misalnya. Tapi sayang, film seperti itu musiman dan jarang ada tiap tahun.

Aku di sini sebagai orang awam yang gak terlalu paham tentang kebijakan fiskal mau beri sedikit kritik. Jadi menurutku sikap yang dilakukan Kementerian Keuangan ini terkesan terburu-buru dan kurang pertimbangan. Jika memang ingin mengambil kembali uang pemerintah yang miliaran itu seharusnya kenakan aja denda pada distributor yang menunggak. Jadi gak perlu naikin bea masuknya. Dan kalopun kebijakan itu mau direalisasikan tunggu saat industri film kita benar-benar sudah siap. Jadi masyarakat tetap bisa mendapatkan tontonan yang berkualitas.

Dan lagi-lagi kebijakan ini bukan menguntungkan tapi malah menambah permasalahan. Coba bayangin nasib orang-orang yang menggantungkan hidupnya dari bioskop. Dari tukang parkir, petugas penjual tiket, atau cleaning service pasti yang paling merasakan dampak negatif dari kebijakan ini. Blitz Megaplex di Jakarta contohnya, ia menggantungkan usahanya dari film-film impor. Bioskop itu menayangkan film impor dengan proporsi 80% dari seluruh film yang ditayangkan. Jadi lagi-lagi masyarakat yang dirugikan :(

Be Ready for The Stunt

Udah tahu dong ajang pencarian bakat terkenal di dunia, American Idol. Tahun ini udah season ke sepuluh. Artinya udah 10 tahun sejak 2001 acara ini diadakan. And you know me so well, udah gak sabar buat lihat kemeriahan season ini. *jingkrakjingkrak

Acara ini selalu nampilin konsep yang menarik tiap tahunnya. Lihat aja, tahun ini ada dua juri baru yaitu Jennifer Lopez dan Steven Tyler. Otomatis romantis penilaiannya nanti juga agak beda. Kalo dulu kan ada Simon Cowell yang sangat kritis. Kalo tahun ini lihat aja ntar gimana komentar 2 juri baru itu apakah “sepedas” Simon?

American Idol bisa dilihat di Indonesia lewat tv kabel di starworld. Tapi kalo gak langganan tv kabel bisa lihat di tv lokal bchannel di Jakarta dan jaringan-jaringannya di kota lain. So, jadilah saksi lahirnya bintang baru.