Motto Menuntun Kesuksesan


Apa sih pentingnya motto? Menurutku penting. Well, dengan motto seseorang memiliki motivasi lebih besar untuk mengerjakan suatu hal dibanding yang gak punya. Contohnya gini deh, Mr X adalah seorang pengusaha. Ia memiliki motto “waktu adalah uang”, otomatis ia menjadi punya semacam semangat untuk bekerja. Semua waktu ia manfaatkan dengan baik untuk melakukan hal yang produktif. Efeknya tentu aja ia dapat menghasilkan uang. Artinya mottonya berhasil menuntun kesuksesan dalam kariernya.

Nah itu contoh sederhana, sekarang yang real nih. Masih tentang Asian Games 2010. Aku mau bahas salah satu negara pesertanya, yaitu Korea Selatan. Saat ini Korsel adalah negara berkembang yang lagi maju-majunya. Kita bisa sebutin perusahaan-perusahaan Korsel yang udah mendunia, seperti LG, Hyundai, Samsung, dll. Mau tahu apa motto negara itu? That’s just simple words. “Gak lebih baik dari China gak papa asalkan bisa lebih baik dari Jepang.” Dan tahu sekarang apa hasilnya, ekonomi negara tersebut maju pesat mendekati Jepang dan yang lebih jelas nih di Asian Games mereka mengungguli Jepang dalam hal perolehan medali walaupun masih di bawah China, LOL. Terbukti dengan motto kita bisa membalik keadaan, yang dulunya gak bisa menjadi bisa, yang dulunya ketinggalan menjadi yang terdepan.

“Motto negara Korea Selatan is just simple words. Gak lebih baik dari China gak papa asalkan bisa lebih baik dari Jepang.”

Mottoku sih simple aja “Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini.” Dengan motto ini, aku pingin buat hari-hariku menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tapi jangan lupa satu hal, ketika sudah punya motto, pegang teguh motto itu sebaik mungkin. Karena ada beberapa orang yang punya motto bagus tapi gak bisa menerapkannya dengan baik. So, let your motto lead your success.

Asian Games Story


“Indonesia! Indonesia!” Yel-yel itulah yang biasanya diteriakkan supporter Indonesia ketika atletnya sedang bertanding di event olahraga internasional. Gak kecuali nih yang masih hangat-hangatnya digelar, yaitu ASIAN GAMES 2010. Asian Games ini sebenarnya merupakan event olahraga mirip olimpiade yang diikuti negara2 di Benua Asia. Jadi ada banyak cabang olahraga yang dipertandingkan. Asian Games tahun 2010 diselenggarakan di Guangzhou, China. Indonesia sendiri pernah menjadi tuan rumahnya pada tahun 1962 dimana saat itu Indonesia menduduki peringkat ke-2 peroleh medali. Kalo peringkat teratas untuk tahun ini jelas dong masih diduduki oleh sang juara bertahan, China.

Walaupun aku gak nonton secara langsung, aku bisa ngerasain kok perjuangan berat yang udah dilakukan atlet-atlet kita. Aku agak tersinggung, kalau ada orang yang bilang atlet kita payah-payah. Emang sih peringkat Indonesia semakin lama semakin turun, tapi coba pikir dulu deh mereka di sana udah berusaha semaksimal mungkin. Coba sekarang orang-orang yang bisanya cuma kritik itu yang turun ke lapangan, apakah mereka bisa berbuat lebih baik dari para atlet? Kalau aku boleh komentar, kesalahan bukan pada atletnya tapi pada sistem pembinaannya yang menurutku kurang digarap secara maksimal.

“Aku agak tersinggung, kalau ada orang yang bilang atlet kita payah-payah. Coba sekarang orang-orang yang bisanya cuma kritik itu yang turun ke lapangan, apakah mereka bisa berbuat lebih baik dari para atlet?”

Terlepas dari itu semua, atlet Indonesia merupakan pahlawan bangsa. Kok bisa? Ya iyalah, mereka bertanding di sana dengan mempertaruhkan nama bangsa. Jadi semakin berjaya mereka di sana, kita yang di tanah air cuma duduk manis di depan tv, pasti turut bangga juga dengan bangsa kita. Gak cuma atlet aja yang layak disandang pahlawan bangsa, rakyat-rakyat Indonesia yang mengharumkan nama bangsa lewat prestasi-prestasi lain di luar olahraga menurutku juga pantas mendapatkan gelar pahlawan. Mereka semua adalah aset bangsa yang pantas diberi apresiasi. LOL

Let me pray for them. Semoga atlet-atlet Indonesia yang masih bertanding di sana bisa membawa pulang medali sebanyak-banyaknya ke tanah air. AMIIIIIIIIIIIN

Bekerja untuk Mengabdi Bukan Mencari Materi


Mau jadi dokter kek, jadi pengusaha kek, jadi pengacara kek, sah-sah aja asal jadikan profesi itu sebagai tugas untuk mengabdi, bukan untuk mencari materi. Itu yang sebenarnya aku ingin garis bawahi selama ini. Bekerja itu bukan main-main, gak hanya sekedar masuk terus dapat gaji. Kalo diistilahkan nih kaya masak tanpa dicicipi dulu hasil masakannya. Cuma masuk2in bumbu terus jadi deh makanannya. Jadi cuma mengharapkan hasilnya aja tanpa merasakan proses pembuatannya.

“Bekerja itu bukan main-main, gak hanya sekedar masuk terus dapat gaji.”

Sebagai mahasiswa di sekolah tinggi kedinasan, gak bisa dipungkiri kalo setelah lulus pasti akan kerja di lingkungan pemerintahan karena ada ikatan dinasnya. Jadi buat orang-orang yang motif kerjanya cuma mau gajinya aja harus pikir2 dulu sebelum masuk ke sini. Why? Secara gaji PNS pasti gak sebanding gaji pegawai swasta.

Gak cuma sampai di situ, di dalam lingkungan internal pemerintah pun ternyata masih aja ada kecenderungan2 mengejar gaji tinggi. Contoh konkritnya nih di STAN yang lulusannya akan ditempatkan di Ditjen2 di Kementerian Keuangan. Kebanyakan temen-temen Kebendaharaan Negara (khususnya kelasku) ngerasa kalo instansi resmi penempatan kami, yaitu Ditjen Perbendaharaan, gajinya masih kalah jauh dibanding Ditjen tertentu. Mereka malah pingin penempatan di instansi di luar Ditjen Perbendaharaan yang notabene bukan pelajaran spesialisasi kami.

Aku jadi ngerasa bete kalo memperdebatkan ini, apa sih pentingnya gaji? Ya emang, tanpa gaji kita gak bisa hidup layak, tapi menurutku gaji di Ditjen Perbendaharaan gak dikit2 banget. Minimal bisa buat makan sebulan lah. Jadi masalahnya ada pada PARADIGMA mereka yang nganggap kerja itu untuk dapat uang sebanyak-banyaknya. Gak ada seninya bro!

Mulai sekarang coba deh rubah prinsip-prinsip yang mengatakan aku mau kerja ini karena gajinya gede, aku mau kerja itu karena tunjangannya banyak, dsb. Hapus semua itu dari otak. Prinsip kerja itu sebenarnya untuk mengabdi. Jadi pas dijalanin akan terasa beda antara mana yang cinta pekerjaan sama mana yang cinta gaji. Dokter & pengacara kerja buat mengabdi ke masyarakat, bukan untuk mencari nafkah semata. Kalau PNS pastilah prinsip kerjanya untuk mengabdi pada bangsa dan negara.

“Prinsip kerja itu sebenarnya untuk mengabdi. Jadi pas dijalanin akan terasa beda antara mana yang cinta pekerjaan sama mana yang cinta gaji.”

Aku gak kecewa kalo misal setelah lulus nanti ditempatkan Ditjen Perbendaharaan. Aku rasa inilah tempatku, inilah tujuanku. Aku kuliah 3 tahun di STAN untuk belajar Kebendaharaan Negara bukan belajar yang lain. Jadi inilah keahlian kita bung!

GLEEK


Yup, I am Gleek enough. Gleek itu panggilan buat para penggemar serial Glee. Serial TV ini pertama kali tayang di TV nasional Indonesia sejak 2 minggu yang lalu. Kamu bisa nonton acaranya tiap Sabtu dan Minggu jam 16.30 di Global TV.

Gak tahu kenapa, Glee ini bener2 bisa memikatku sejak pandangan pertama. Kuakui emang aku udah ‘katrok’ kalo baru suka sekarang. Dulu pas Glee pertama kali tayang di TV belum ada terjemahan Indo-nya. Nah, Global TV baru bisa nayangin serial ini lengkap dengan terjamahannya sejak 2 minggu yang lalu.

Yang buat aku suka sama serial ini pertama karena tokoh-tokohnya. Banyak karakternya dan bikin rame. Mulai dari orang kulit putih, kulit item, Latin, Asia, Yahudi, bahkan Gay sekalipun dimunculkan dalam cerita ini. Masing-masing tokoh ini punya cerita sendiri-sendiri dan tiap episode selalu disoroti. Favoritku si Sue Sylvester dan Ken Tanaka. Keduanya memerankan watak antagonis. Kok suka? Karena dari dulu aku gak suka pemeran utama, yang ending cerita-nya pasti selalu menang. Menurutku peran antagonis bikin cerita jadi seru dan gak ngebosenin.

Terus yang kedua karena alur ceritanya. Serial ini bener-bener ngangkat tema kehidupan. Pesan dan moral dalam cerita inilah yang bikin aku suka. Di sini aku jadi sadar mengenai apa itu arti kebahagian sesungguhnya. Hidup ini sebenernya indah kalau kamu bisa menemukan kebahagianmu sendiri. Cuma diri kita yang bisa menentukan kebahagian masing-masing. Seperti yang dilakukan Finn ketika dia harus memilih antara Glee Club (kelompok paduan suara) atau Football Team-nya. Akhirnya dia bisa menemukan kebahagiannya di Glee Club. Walaupun akhirnya dia jadi bahan olokan temen-temen football-nya. Intinya gak usah pikirin apa yang orang lain bilang pada diri kita, yang penting kita bahagia dengan pilihan kita.

"Hidup ini sebenernya indah kalau kamu bisa menemukan kebahagianmu sendiri. Cuma diri kita yang bisa menentukan kebahagian masing-masing."

Yang terakhir yang bikin aku mabok Glee adalah sentuhan musiknya. Lagu-lagu barat dari jaman Elvis sampai Beyonce dinyanyikan disini. Genre serial ini emang drama musikal, ya mirip2 film India gitu lah. Tapi aku berani jamin, lagunya enak didenger dan gak ngebosenin. Walaupun gitu, alur cerita lebih diutamakan dalam serial ini dibanding lagu-lagu yang dinyanyikan.

Moreover, Glee nawarin cerita yang seru dan bener-bener beda. I LIKE THIS :)

Seminggu Lagi


Oke, tinggal tujuh hari lagi dari sekarang buat aku hadapi UTS semester 3. Dilihat dari persiapan sejauh ini, kayanya masih 50% untuk mengatakan aku udah bener2 siap. Akhirnya SKS a.k.a. Sistem Kebut Semalam juga yang menjadi pilihan metode belajar paling efektif. Otakku ini emang baru on kalo udah dekat-dekat waktu ujian. Karena ini udah jadi kebiasaan, sulit untuk ngilanginnya.

Bisa dibilang semester ini adalah semester yang penuh dengan mata kuliah khusus spesialisasi kebendaharaan negara. Lebih spesifik ke "kebendaharaan negara"-nya dibanding semester sebelumnya. Ada 8 mata kuliah dan total 23 sks yang harus diselesaikan dengan penuh perjuangan. Wish me luck :)

Kenapa aku bisa masuk ke spes ini? Karena ini emang pilihanku, pilihan ke 4 dari 4 pilihan yang ditawarkan saat registrasi ujian saringan masuk stan. Walaupun bukan pilihan pertama tapi sejauh ini kebendaharaan negara udah 'klop' ma aku. Mata kuliahnya enak buat dipelajari dan gak terlalu banyak teori undang-undangnya.

"Walaupun bukan pilihan pertama tapi sejauh ini kebendaharaan negara udah 'klop' ma aku. Mata kuliahnya enak buat dipelajari dan gak terlalu banyak teori undang-undangnya."

Nah, sebenarnya apa aja sih pelajaran di semester ini yang tanggal 29 November besok harus kerja keras untuk kutaklukkan. Here they are...

1. Akuntansi Keuangan Menengah

Mempelajari bagaimana sebuah perusahaan menyiapkan laporan keuangan untuk pemakai eksternal. Sebagian besar temen-temen kebendaharaan negara agak kesulitan mempelajarinya. Kuncinya banyak latihan aja sih karena soal-soalnya akan banyak variasi.

2. Hukum Perdata

Agak jauh sih hubungan hukum perdata dengan keuangan negara. Tapi kata Bu Sali- dosen hukper yang paling kece- ini penting ketika aku udah jadi bendahara negara. Tugas bendahara negara yang kerjaannya ngadain banyak agreement harus tahu ilmu-ilmu hukum perdata sebagai landasan kode etiknya. Mata kuliah ini yang biasanya membuat otak overloaded, karena banyak banget hafalannya.

3. Mikroekonomi

Kelanjutan dari pengantar ilmu ekonomi, pelajaran ini mempelajari sifat-sifat unit pengambil keputusan individu di dalam pasar. Pelajarannya penuh teori yang harus pake logika 'extra' buat membuktikannya. Dosennya yang bikin seru, Bu Nani, si ibu-ibu gaul (Ngebayanginnya aja udah seru kan?). Cara ngerjain ujian mikro sebenarnya gampang, gabungan antara teknik mengarang dan melukis. Karena akan banyak ditemui teori dan kurva. Asal bisa dinalar aja dan dosennya 'srek' dengan jawaban itu. hehe :)

4. Akuntansi Pemerintahan

Gak jauh beda sama akuntansi keuangan, mulai dari kerangka teorinya sampai bagian jurnal-menjurnal. Yang bikin beda, prinsip akuntansi inilah yang dipake instansi pemerintah buat menyusun laporan keuangannya. Lumayan bisa dicerna sih, gak sulit-sulit banget dan gak gampang-gampang banget.

5. Keuangan Publik

Ini pelajaran yang membutuhkan banyak pertimbangan dan spekulasi. Karena mempelajari tentang bagaimana merumuskan kebijakan publik yang care sama kebutuhan rakyat. Lagi-lagi harus nyiapin 'extra memory' di otak buat ngehafal.

6. Perimbangan Keuangan Pusat dan Derah

Dua kata buat PKPD: asik dan menarik. Di sini aku bisa mengenal potensi daerah-daerah di seluruh Indonesia dilihat dari sisi keuangannya. Sebenarnya aku emang suka pelajaran-pelajaran semacam ini, mempelajari geopolitik suatu negara. Tapi yang lebih ditekankan dalam PKPD, seperti yang pak Adijanto bilang, adalah 'keadilan-nya' dalam mengalokasikan sumber keuangan pusat ke berbagai daerah. Untuk persiapan UTS, harus banyak baca isu-isu terkini mengenai pengelolaan keuangan daerah aja sih.

7. Perencanaan Anggaran

Siklus anggaran yang panjang (memakan waktu satu tahun) membutuhkan satu semester sendiri buat anak kebendaharaan negara mempelajari tiap fase-nya. Buat fase perencanaan aja banyak banget lembaga-lembaga maupun dokumen-dokumen penting yang terlibat. Konon, kami dulu disebut Spesialisasi Anggaran karena mempelajari hal yang berhubungan dengan penganggaran juga. Kebanyakan pelajaran ini mirip sama pelajaran di semester sebelumnya, yaitu Sistem Penganggaran. Jadi moga2 gampang. Need more than luck :)

8. Pelaksanaan Belanja Negara

Ini mata kuliah paling kocak. Karena faktor si dosen (Pak Yono) dan juga emang pelajarannya yang kelewat asik. Pelajaran ini yang paling dekat sama profesiku kelak, bendahara negara. Di sini aku belajar tentang bagaimana cara mencairkan dana APBN sesuai prosedur dan mengetahui tugas-tugas lainnya yang diemban KPPN. KPPN akronim dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara merupakan instansi terdepan Kementerian Keuangan yang bertindak sebagai kuasa utama untuk mencairkan dan meminjamkan dana yang bersumber dari APBN. Jadi client kami merupakan kementerian-kementerian di Republik ini. Kalau mereka butuh dana, ya lewat kami. Saat ini KPPN favoritku adalah KPPN Semarang II. Pelajarannya aplikatif banget, jadi masih ngebayangin soal UTS-nya bakal dibuat kaya apa. Moga2 studi kasus aja lah. Need more than luck (again)

That's all. Semua pelajaran yang minggu depan, siap gak siap harus aku hadapi di uts. Persiapanku kudu dari sekarang. Karena belajar dari pengalaman, ‘belajar jauh hari’ lebih efektif 101% dibanding SKS. Practice makes perfect.